membuat posting sudah menjadi tuntutan dan bukan kebutuhan, maka:
1. Blogging bukan lagi menjadi ajang untuk menulis, melainkan sekedar acara untuk membuat isi blog (dari manapun asalnya), dan sama sekali tidak menawarkan kepuasan.
2. Blogger tidak lagi bergairah, alasannya ialah beliau telah kehilangan kebutuhan menulisnya dan tergantikan dengan tuntutan demi tuntutan yang dapat membuatnya stress dan membutakan matanya. Jika menulis hanya untuk search engine (karena mendengar syarat bahwa posting rutin dapat membuat SEO blog lebih baik), pertanyaannya adalah: "Are you blogging?"
3. Kemampuan menulis justru tidak akan berkembang dan semakin tumpul, alasannya ialah biasanya tuntutan jumlah posting membuat sang blogger terpaksa "meminjam" artikel blog lain; bahkan tanpa sepengetahuan si pemilik blog atau menawarkan link sumber artikel. Bahkan ada pula yang hingga menyia-nyiakan bakat menulisnya dengan membuat blog AGC (autoblog) yang terang sangat merugikan banyak pihak. Sampai disini, esensi Blogging sebagai ajang penuangan pikiran benar-benar hilang. Logikanya, apakah membanggakan apabila kita hanya mem-publish artikel yang sama sekali tidak kita tulis, bahkan (mungkin) juga tidak kita kuasai? Apakah dengan mengakui artikel orang lain sebagai goresan pena kita ialah hal yang membuat kita menjadi lebih baik? Kita dapat membohongi orang lain, tapi TIDAK diri sendiri. Apakah budaya korup (maaf) sudah sedemikian mendarah daging?
4. Blogger tidak dapat meraih keberadaan yang sedianya sedang dicarinya. Seorang Blogger dapat menjadi seorang narasumber (narablog) apabila beliau menuliskan sesuatu yang dibidangi/dipahaminya. Entah untuk uang atau untuk sekedar membuatkan ilham dan pengalaman/cerita, segala sesuatunya dimulai dari dogma pembaca terhadap isi blog, yang nantinya akan membawa penilaian kepada si pemilik blog. Suatu penilaian tentang konten dan kualitas akan diberikan oleh pembaca setelah membaca tulisan-tulisan dari si Blogger. Penilaian itu bisa baik, atau buruk. Penilaian manakah yang hendak diraih?
5. Mentalitas seorang Blogger dapat memburuk. Tuntutan menjadikan rasa tidak nyaman bagi sang Blogger dan membuatnya merasa bahwa membuat posting sekedar kewajiban belaka. Konteks mentalitas juga berkaitan dengan attitude yang dibawa. Entah di dunia positif maupun maya, pembawaan mentalitas dan tingkah laku seseorang sama saja. Apakah blogging membuat si blogger memiliki mentalitas yang lebih baik ataukah lebih buruk? Apakah blogging hanya digunakan untuk memperjelas sifat buruk kita di depan orang lain ataukah untuk berusaha menjadi lebih baik?
Menulis alasannya ialah suka, memang bukanlah hal yang instan dan mudah. Akan tetapi, setiap orang, siapapun, dapat mempelajari dan membiasakan diri. Prinsip maupun idealisme sangatlah penting untuk mewujudkan kesuksesan dan demikian halnya dalam blogging. Terlepas dari konteks sebagai hobi ataupun pekerjaan, blogging ialah media yang sarat akan manfaat.
Tentu saja, semua ialah pilihan, termasuk dalam dunia blogging. Dan (lagi-lagi) tentu saja, semua kembali ke diri masing-masing (sebuah statemen diplomatis yang sangat klise).
Happy blogging
mencuri ialah pekerjaan pengecut! © buka-rahasia.blogspot.com
mencuri ialah pekerjaan pengecut! © buka-rahasia.blogspot.com
